Tradisi Manjapuik dan Manyambuik Marapulai dalam Adat Minangkabau

Tradisi Manjapuik dan Manyambuik Marapulai dalam Adat Minangkabau
1. Latar Sosial–Budaya

Dalam masyarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal, perempuan dan garis ibu memegang peranan penting dalam keluarga. Namun demikian, laki-laki—terutama marapulai (pengantin laki-laki)—tetap memiliki posisi kehormatan karena ia kelak menjadi “tunggak rumah tangga” bagi keluarga istri.
Oleh sebab itu, proses adat seperti manjapuik dan manyambuik marapulai menjadi simbol penghormatan serta penegasan hubungan antara dua keluarga besar.

2. Manjapuik Marapulai
Pengertian

Manjapuik marapulai adalah proses menjemput calon pengantin laki-laki oleh pihak keluarga perempuan untuk dibawa ke rumah gadang tempat berlangsungnya akad nikah atau pesta adat.
Tradisi ini mencerminkan penghargaan kepada marapulai sebagai orang yang akan mengangkat martabat keluarga perempuan.

Pelaksana dan Peranannya
a. Niniak Mamak

Menjadi pemangku adat yang memberi persetujuan dan arahan.

Mengatur siapa rombongan penjemput serta tata tertib adat yang harus dipatuhi.

Menjadi wakil keluarga perempuan saat berunding dengan niniak mamak pihak laki-laki.

Mengucapkan kata-kata adat ketika menerima atau menyerahkan siriah dalam carano.

b. Sumando

Dalam konteks ini, sumando berperan sebagai penghubung antara keluarga perempuan dan laki-laki.

Mengantar kabar, menjadi juru bicara informal, serta membantu menjalin hubungan baik antarkeluarga.

Terkadang turut serta dalam rombongan penjemput sebagai tanda keharmonisan hubungan antar sumando dalam kaum.

c. Mande Kanduang Sako / Bundo Kanduang

Sebagai perempuan tertua atau pemilik otoritas adat dalam suku, ia memastikan semua persiapan adat dilakukan secara benar.

Mengatur kelengkapan batang pinang, siriah, pakaian adat, sampai jamuan untuk menyambut marapulai.

Mengarahkan para perempuan muda yang terlibat dalam prosesi penjemputan.

3. Manyambuik Marapulai
Pengertian

Manyambuik marapulai adalah proses penyambutan marapulai ketika ia telah tiba di rumah gadang keluarga istri. Berbeda dari manjapuik yang bersifat menjemput, manyambuik adalah acara penerimaan secara adat.

Pelaksana dan Peranannya


Mande Kanduang Sako / Bundo Kanduang

Menyambut marapulai dengan penuh kelembutan dan penghormatan.

Mengatur tata cara penyambutan, termasuk persiapan hidangan, tempat duduk marapulai, dan perlengkapan rumah gadang.

Memberikan petuah kepada anak dan kemenakan perempuan mengenai cara menghormati sumando baru.

4. Nilai-Nilai Adat yang Tercermin

Penghormatan terhadap laki-laki
Walaupun garis keturunan mengikuti ibu, posisi marapulai sangat dihargai sebagai bagian penting dalam keluarga istri.

Kerja sama antar kaum
Niniak mamak, sumando, dan mande kanduang masing-masing memiliki peran yang saling melengkapi.

Kebijaksanaan matrilineal
Tradisi ini menunjukkan bagaimana perempuan memegang peranan pusat tanpa mengurangi martabat laki-laki.

Musyawarah dan mufakat
Setiap langkah dilakukan melalui persetujuan niniak mamak dan tokoh-tokoh adat lainnya.



Tradisi manjapuik dan manyambuik marapulai bukan sekadar ritual pernikahan, tetapi simbol keharmonisan, penghargaan, serta keteraturan sosial dalam masyarakat Minangkabau.
Peran Niniak Mamak, Sumando, dan Mande Kanduang Sako menjadi bukti kuat bahwa adat Minangkabau dijalankan melalui sinergi antara pemimpin adat, penerus garis ibu, dan para laki-laki dalam keluarga.

Postingan populer dari blog ini

Mande Kanduang Sako Kota Padang Ambil Bagian dalam Pengangkatan Pengulu Koto Tangah

Mande Kanduang Sako Kota Padang Siap Tampil di Acara “Malam Bagurau” Padang TV: Perkenalkan Jati Diri dan Peran dalam Pelestarian Adat Minangkabau

1 Tahun Mande Kanduang Sako Kota Padang