Pentingnya Kembali Melestarikan bahasa Ibu, bahasa Minang di dalam keluarga di Minangkabau
Menghidupkan Kembali Bahasa Minang dalam Keluarga: Upaya Mewariskan Identitas Budaya
Dalam pertemuan bulanan Mande Kanduang Sako Kota Padang yang berlangsung di Gedung LKAAM Sumatera Barat, semangat pelestarian budaya kembali digaungkan, kali ini melalui topik yang sangat penting namun kerap terlupakan: pelestarian bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga.
Materi yang disampaikan oleh Mande Ikhrimah, S.Pd, mengangkat tema mendasar namun krusial: "Pentingnya Menerapkan Kembali Bahasa Minang sebagai Bahasa Sehari-hari dalam Keluarga". Dalam paparannya, Mande Ikhrimah menyampaikan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas, jati diri, dan bagian dari kekayaan budaya yang diwariskan turun-temurun.
Beliau menekankan bahwa saat ini penggunaan bahasa Minang di kalangan generasi muda semakin menurun. Banyak anak-anak Minang lebih fasih menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing, sementara bahasa ibunya sendiri terasa asing di telinga mereka. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada kepunahan bahasa Minang di masa depan.
Karena itu, keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dalam proses pendidikan anak memegang peran sangat penting. Mande Ikhrimah mendorong para Mande Kanduang agar kembali membiasakan berbahasa Minang di rumah. Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh akrab dengan bahasa leluhurnya, dan bahasa Minang tidak akan terdengar “aneh” atau asing bagi mereka di kemudian hari.
Suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh antusias. Para peserta tampak menyambut baik ajakan ini, bahkan banyak yang berbagi pengalaman serta tantangan dalam mengajarkan bahasa Minang kepada anak cucu mereka. Diskusi ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap bahasa daerah bukan hanya soal nostalgia, tetapi soal komitmen terhadap pelestarian identitas budaya Minangkabau.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Mande Kanduang Sako Kota Padang untuk memulai langkah nyata dalam revitalisasi bahasa Minang di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Harapannya, gerakan ini akan menular ke keluarga-keluarga Minang lainnya di berbagai daerah, sehingga bahasa Minangkabau tetap hidup, lestari, dan membumi di hati generasi muda.